Rabu, 07 Mei 2008

pekanbaru muda

pekanbaru lagi menggeliat, seiring dgn derasnya arus pengaruh lifestyle ibukota yang sering dilihat di TV hingga mencuci otak penontonnya. Bagaimana tidak, setiap hari paling tidak anak remaja mulai dari umur 12 tahun sampai 28 tahun min dalam sehari menonton TV 3 jam. Itu baru min-nya kalo yg nonton TV nya tidak terkontrol lagi ??? hmmm...bisa dipastikan otaknya udah sama dengan TV...
jadi, dari seringnya melihat TV tersebut itulah bisa dilihat dampaknya.Remaja jadi sangat konsumtif yang merupakan akibat tidak langsung dari TV, kenapa tidak langsung? sebab awalnya mereka hanya tahu "oh kyk gitu yang diblg gaul?!" atau..."keren tuh, aku juga mau gitu ah..biar nggak katrok" something like that-lah.....dan akibat tidak langsungnya mau tidak mau mereka harus mengikuti arus agar tidak dikatakan katrok...
Penyerapan lifestyle yang salah ini justru menguntungkan orang-orang denag naluri bisnis tinggi...dimulai dari musik..sudah umum kalo anak smp-sma banyak yg pengen nge-band biar dianggap keren walo skill cetek.tinggal jreng gitar aja walaupun bunyinya nggak beres atau tinggal panggul aja gitar trus keliling dan mangkal di studio musik pasti dah dikira keren ama cewek..padahal...!! hahahaha
so...dimulai dari studio musik yang beberapanya udah exist di daerah pekanbaru, such as : dua arah, Bandung, quatro, etc....timbul pemikiran lainnya.."mangkal udah, gmn dgn penampilan gw?" (red- baca kata "GW" dengan logat pekanbaru)..secara kebetulan distro lagi "mekar-mekarnya"...maka dibangunlah distro..awalnya ada Flash (kalo g slh sebut yah) yang di dekat SMA 1, trus ada Warning di gobah..trus ada Wizard -daerah gobah juga.trus ada Blue, ada DmassiveUrban and etc...find, its normall!! tapi semua itu nggak cuma sampai disitu...
another things is..gmn kalo laper? masak harus mampir ke rumah makan padang terus sih? bosankan..lagian nggak bisa ngaso lama2 di situ :)) yang akhirnya para pebisnis ini melanjutkan nalurinya ke cafe.

-sedikit informasi, dua tahun yang lalu sebuah warung makan bisa disebut cafe oleh orang pekanbaru.Yup, buka warung dan tempel aja di papannya kata cafe hehehe-

namun dua tahun dr saat itu..anda bisa lihat kalo dtg ke pekanbaru..ada banyak cafe dengan berbagai konsep.kok bisa? karena sudah banyak anak2 yang selesai kuliah dan melihat geliat cafe ditempat kuliahnya terdahulu merasa pekanbaru kurang tempat hang out.so, bg yang punya uang akan menggelintirkan dananya ke arah sana, sekali loncat dua pagar terlewati (emang maling) yah bisnis sekaligus have fun.
atau juga banyak dr pemuda2 pekanbarunya jg ngerasa sumpek, pekanbaru kok ini ini aja??
its a big question, at least for me hmmmm........

jadi bisa dilihat beberapa cafe seperti Joker, 5454, gocheng, maroon, de javu cafe2 ini ada di wilayah gobah. taman cafe, whizz ada didaerah jl.surabaya, cinema cafe and etc. oya.....GOBAH, Jl. Surabaya, WR and MTQ adalah "hotspot"nya anak muda pekanbaru ngumpul utk saat ini.
dan..yang sdkt menggelitik..ternyata pemilik dan pengelola beberapa cafe diatas kebanyakan wanita muda kitaran umur 22 thn keatas..so young..!!
sedangkan distro kebanyakan laki-laki begitu jg studio musik...kenapa yah? apakah krn cafe msh ada hub nya dgn dapur? wah...:))

yah maksud saya nulis ini bukannya membandingkan antara satu tempat dgn tempat lain, but, pekanbaru saat ini memang sgt2 membutuhkan penyaluran. Setelah sekian lama "didera" warung dgn label cafe :) akhirnya ms pencerahan itu tiba hahahaha.......

sepemantauan saya kyknya hal yg akan " mekar" lg adalah toko aksesoris seperti di jogja dan bandung..so far yg kyk gt cm ada di mall..jd kyknya kt bth toko aksesoris baru yg nggak perlu masuk parkiran dan gedung gede, plus MURAH tentunya hahaha

mm.. satu lagi nih radio. yap, radio pekanbaru yg khusus utk ank mudanya skrg ini jauh bgt dr "enak didengar" ...salah satu radio justru ada yg memaksakan para penyiarnya utk always menggunakan kata "gw-elu", sekali lg dgn logat pekanbarunya itu...bukankah itu aneh? kenapa sih nggak seperti biasanya aj? just be u !!...
beberapa radio jg program acara dirasa kurang mengigit atau kurang inovasi.....we want something better..uggh...

anyway...buat sapa aja yg baca...please forgive me yah....jgn marah apalgi dendam..sebenarnya ini kritik dan saran yg muncul dr putus asa..kok gini sih "pekanbaru muda "....banyak dulikasi tanpa inovasi..itu menyedihkan :(

sekali lagi maaf ya :)))))))))))

btw....kalo ada yg mau krm serangan balik atau justru pengen ikut berbagi hal yg sama..krm aja mail ke altrich_rpa@yahoo.com

4 komentar:

Mr. Bingung mengatakan...

Hmm, sebenarnya aku tidak berharap Pekanbaru jadi kota distro atau kota kafe atau kota apapun itu. Karena hal2 seperti itu tidak mendidik, sifatnya lebih ke menghibur. Dan kalau sudah dalam level yang berlebihan, impaknya gak baik seperti di Bandung dan jogja dengan timbulnya budaya2 DUGEM yang negatif. Adalah suatu hal yang mengejutkan, kalau ternyata Jakarta saja tidak separah Bandung atau Jogja.

Ini hal2 yang mesti diwaspadai. Bandung dan Jogja terlihat membangun tapi sesungguhnya ON THE GROUND, pertumbuhan ekonomi mereka lambat, tenaga kerja menganggur meningkat drastis, sementara orang tua terlalu "kaya" .. Sehingga anak2 muda cenderung menghabiskan waktu menganggur kurang produktif mereka di kafe2 dan distro2 (ini bagi konsumen yaa .. bukan dari segi produsen).

Berbeda jauh sekali dengan di Jakarta, di jakarta tempat orang kerja membanting tulang. hidup susah, hedonisme itu ada fasilitasnya tapi karena persaingan dunia kerja orang tidak berpikir ke arah sana. Dan anak2 muda yang belum dapat kerja tidak menghabiskan waktunya ke tempat2 seperti KAFE/DISTRO. Kalaupun ada kebanyakan pekerja kantoran/seniman. Jarang sekali anak2 SMA menghabiskan waktu di tempat2 seperti itu. ON THE GROUND nya juga kelihatan kalau Jakarta pertumbuhan ekonominya cenderung bagus, dan pembangunannya pesat.

Pekanbaru (tidak seperti Bandung / Jogja) , pertumbuhan ekonomi begitu kencang. Penyerapan tenaga kerja begitu cepat. Sehingga, jumlah anak2 muda yang mau main2 di kafe dan distro memang tidak banyak (kecuali dari kelas PENGUSAHA yaaa...) Pembangunan di Pekanbaru yang gila2an , dan persaingan kerja dan mendapatkan kerja yang tinggi menjadikan anak2 Pekanbaru betul2 terbiasa dengan kerasnya hidup dan ekonomi. Ingat,,, harga barang2 kebutuhan pokok di Riau jauh lebih tinggi (dari Jogja/Bandung). Banyak cerita, kalau mahasiswa Riau kalau kuliah di Jawa, mereka terbuai dan berfoya-foya menghabiskan harta orang tua mereka. Itu salah satu indikasi, biaya hidup yang mahal di tanah kelahiran/kampung halaman (mereka menjadi tidak terbiasa). Jadi aku agak kaget juga, kalau tiba2 belakangan muncul kafe2 atau distro2. Yang menurut aku gak penting.

Bandung/Jogja memang kehidupan anak mudanya GLAMOR. Tapi coba lihat di perempatan lampu merah kota mereka di trotoar kota Mereka. BERTABURAN PENGEMIS, ORANG NONGKRONG2 , PENGANGGURAN .... Hal seperti itu langka di Pekanbaru .... Karena semua orang sibuk bekerja. Kesenjangan kaya-miskin dan glamor-tidakglamor ..sungguh tidak seseram JOGJA dan Bandung. Hal itu baik menurut aku. Kita tidak perlu ekstrem. Tapi berada pada level rata2 :)....

~rilham2new~

optimusprime mengatakan...

alo mas ilham :))lama ni nggak pnh ktm, sejak yg dulu ya...

ehm...sebnrnya mas kalo yg saya maksud disini adalah cafe yg dalam "level" sekedar mkn yang plg lmbt tutup jam 12. bukan yang sejenis cafe dugem dugem-an itu seperti H*** sssttt... g blh merek yah heheh..it mah g baek..

selain itu tidak semua yg kuliah keluar itu berfoya2, memang banyak yg plg dan kmd membuka usaha semacam distro dan kafe atau hal2 yg berbau bisnis plus fun itu, tp it bkn sekedar "pake uang ortu" gt aja. banyak dr mereka yg gunain uang hsl tab sendiri, dr kerja part time sambil kul yg dilakonin sambil kul lho mas..
and juga itu bukan membangun gaya hedonis...mereka punya kreatifitas yang lebih...dan kebtln menghasilkan uang..dr pad duduk dirmh ato nongkrong di kedai sambil main domino atau ngetrek yang tentunya tdk menghasilkan..seperti kebanyakan yg dilakukan anak muda...tentu lbh baik bekerja sambil ambil ilmu dan menguntungkan..

kedepannya mereka lbh berpengalaman, rasul blg kan pekerjaan plg bgs adalah dagang dan halal.

asal bkn jualan narkoba aja kan...

nah dr usaha yg mereka bangun mereka jg menyerap tenaga kerja yg justru dr peusahaan di riau ini ditoplak, seperti level sd samapi sma yg putus sekolah, kenapa? krn memang tidak ada skill tinggi yang dibthkan utk jd waiter, tidak perlu lulus kuliah...pada kenyataannyanya kantor mana sih yg mau terima lulusan smp kalo bkn untuk CS ??

optimusprime mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
optimusprime mengatakan...

nyambung lagi hehehe

trus mas ilham justru yang hrs diwaspadai adl kafe2 yg statusnya nggak jelas yang mmg udah ada jauh seblm "zaman" distro kafe muncul..seperti yg dijln nangka itu yg ada gbr galaxy itu, ato yg dijln riau ato yg di matahari jl nangka itu.ato bahkan warung pinggir jalan yg berlabel kafe..yg saya ataupun mas ilham tau sebagian dr warung tersebut t4 apa, pelayan ce nya seperti apa dan kebanyakan dua jns t4 ini selain udah duluan ada, mrk nggak cm skdr mkn tp mabok, main judi dsb. Tapi sekali lg itu sebagian bukan semuanya kan :)))

nah dr sisi pandang sy yang sebnrnya nggak penting lg adlh anak muda pekanbaru yg byk nongkrong dit4 yg nggak baik, okelah sama2 mengeluarkan uang.tp uangnya keluar ke hal sperti apa? kebanyakn anak muda2 baik yg seklh atau nggak itu, tu ada dipojok2 warung main judi kalo malam main kartu sambil gitar2 siang hari.

mas bandingkan dgn anak2 yg produktoif di distro dikafe atau toko aksesoris, atau sablon2 desain grafis...yg mereka jual kreatiftas mereka. dan bukan cm sekdr cari keuntungan tp ilmu jua lah yg diserap..dimana 5 thn atau 7 thn kedepan penting buat pengalaman kerja mereka ato bhkn dr situ muncul pengusaha besar yg justru akan menyerap tenaga kerja lbh besar.

kalo soal hedonis..jauh bgt seblm masa distro and kafe muncul kita udah dimanja dgn yang namanya MALL and SUPERMALL..kalo itu jls kapitalis yah :)))

trus soal ank kuliah diluar ato didlm yang foya2..ah mas ilham :)), kalo it mah di riau sy kenal banyak tu anak2 yang namanya terdaftar di dikampus di riau ini tp tiap hari cuman maen, kuliah jrg TAPI kok lulus ? nah lho yah...sy rasa kita tidk mengkotak2 sifat&sikap, yang kuliah diluar belum tentu cm2 foya2, ada yang kuliah sambil kerja :))
kebanyakan kota pelajar punya kesempatan lbh besar untuk para part timer..ini sebnrnya yg harus dibangun di riau.. bahwa kuliah bukan berarti kuliah aja, tp hrs nya jg punya sense of wirausaha.

saya bkn org kaya, tp kul jg diluar..tp its okay aja, temen yg kuliah diriau jg banyak yg baik ada yg nggak.begitu jg di riau, ada yg baik ada yg nggak kan :))

perbedaannya kita cm punya pola pikir yg berbeda.tp it cm krn bd t4.bkn berarti satu tempat lebih pintar dr tempat lain, bkn itu maksud saya.

oh satu lg mas salah kalo blg anak smp ato sma jrg ngumpul dikafe :)))
justru itu konsumen terbesar nya lho...dan para pekerja muda.kalo bos2 itu mah jrg kesitu, mainnya mereka di kafe taraf hotel yang selangit hrgnya :D

tidak semua kafe yg sy sebutkan di posting-an sy semuanya mahal, mrk sdh menyesuaikan tari, paket dgn kantong..and, banyak jg kafe yg melakukan hal positif, tiap bln mereka menyisihkan uang untuk anak2 yg mas sebutkan td : " yg dibwh lampu merah"

kalo dikafe2 seperti itu rata2 ada keg positif bd dgn kafe dugem2 dr zaman baholak itu tuh.

dr semua kota justru hal yang mengejutkan kalo mas blg jakarta nggak separah bandung & yogya..justru induk dr sgl induk itu ya Jakarta...kalo mo menilik yang lebih under ground lg lho.

krn kerasnya ekonomi riau inilah mknya muncul para enterpreneur muda.
sebenarnya postingan sy menyorot dr sisi itu, tp kali bhs saya amburadul ya hahaha.... mknya mas nangkapnya sy membela sisi hedonisnya :))

btw, mas ilham, mas kerja dipemda ya ???
ayo.....:)))))

eniwei busway mas, nice to chat :))

kpn2 kontak lg ya heheehhe